LAPORAN PENGAWALAN MAHASISWA DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PADI,JAGUNG DAN KEDELAI

 

LAPORAN AKHIR


PENGAWALAN MAHASISWA DALAM UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI

 

   



 


 


RACHMASARI MUSTIKANINGTYAS SUDARMAN

 

 

 

 

 

KERJASAMA

KEMENTERIAN PERTANIAN RI

DENGAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA
201
5


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade terakhir ditandai dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat indonesia. Namun hal ini belum bisa diimbangi dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat, ditandai dengan masih tingginya angka impor produk pangan seperti beras, jagung dan kedelai. Maka diperlukan upaya peningkatan produksi pangan untuk dapat mempertahankan swasembada pangan dan memantapkan kondisi ketahanan pangan yang berdaulat.

Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian telah merancang dan menetapkan Upaya Khusus (Upsus) untuk peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (PAJALE) secara nasional. Dalam kerangka pelaksanaan kegiatan Upsus PAJALE, beberapa pihak dilibatkan secara aktif di lapangan untuk memperkuat barisan tenaga penyuluh salah satunya adalah mahasiswa.

Pendampingan mahasiswan dalam progam Upsus PAJALE merupakan kegiatan yang memiliki nilai strategis dan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan progam secara keseluruhan karena perannya yang dinamis yakni sebagai komunikator, fasilitator, advisor, motivator, edukator maupun organisator.

Pihak-pihak yang terlibat seperti Babinsa, Penyuluh Swadaya dan Mahasiswa diharapkan dapat bersinergi dengan penyuluh pertanian untuk meningkatkan produktivitas usaha tani dan produksi produk pertanian terutama komoditas padi, jagung dan kedelai.

Peran mahasiswa dalam kegiatan Upsus diantaranya adalah melaksanakan pendampingan bersama penyuluh pertanian dalam kegiatan pendukung Upsus seperti :

1.    Pengujian Teknologi

2.    Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT),

3.    Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan),

4.    Penyediaan dan Penggunaan Benih Unggul serta Pupuk Berimbang,

5.    Pengaturan Musim Tanam dengan Menggunakan Kalender Musim Tanam (KATAM),

6.    Pelaksanaan Progam Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT),

7.     Perluasan Areal Tanam (PAT) untuk Jagung dan Kedelai

8.    Peningkatan Optimasi Lahan (POL)

Wilayah pendampingan di Kecamatan Blora dibagi sesuai jumlah pendamping yang ada yaitu 8 orang. Setiap orang mendapat 3-4 desa binaan dari setiap PPL. Desa yang terpilih untuk mendapatkan pengawalan dan pendampingan kegiatan Upsus PAJALE antara lain adalah Desa  Sonorejo, Kauman,Tambahrejo dan Jetis.

1.2   Tujuan

Meningkatkan efektivitas pelaksanaan progam dan kegiatan pembangunan pertanian di sentra-sentra produksi pertanian khususnya komoditas padi, jagung dan kedelai dengan melibatkan peran serta dari mahasiswa melalui peningkatan intensitas pengawalan di lapangan.

1.3   Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas petani-petani khususnya di Kecamatan Blora untuk mendukung progam swasembada komoditas padi, jagung dan kedelai.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KEGIATAN PENDAMPINGAN UPSUS PAJALE

Pengawalan dan pendampingan menjadi unsur penting dalam menggerakkan para petani untuk dapat menyiapkan teknologi. Pengawalan dan pendampingan ini, tidak hanya dilakukan oleh para penyuluh  dan Babinsa (Bintara Pembina Desa) saja, melainkan mahasiswa pun dilibatkan. Penyuluh, Babinsa dan mahasiswa merupakan salah satu penggerak bagi para petani sebagai pelaku utama karena dapat berperan sebagai komunikator, fasilitator, advisor, motivator, edukator, organisator dan dinamisator. Kegiatan pengawalan dan pendampingan inilah yang selanjutna disebut sebagai kegiatan UPSUS (Upaya Khusus) peningkatan produksi tiga komoditas padi, jagung, dan kedelai (Pajale) dalam upaya pencapaian swasembada berkelanjutan (Digdo, 2015).

Meski pengawalan dan pendampingan kegiatan UPSUS PAJALE dilakukan penyuluh, Babinsa, dan mahasiswa, tentu saja perannya pun berbeda-beda. Semua pihak terkait tersebut harus menjalankan tugasnya  secara sinergi. Peran penyuluh, mahasiswa dan babinsa dalam pendampingan kegiatan UPSUS PAJALE disajikan dalam Tabel 1. 

Tabel 1 Peran Pendampingan oleh Penyuluh, Mahasiswa dan Babinsa dalam Mewujudkan Swasembada Pajale 2015

PENYULUH

MAHASISWA/ALUMNI

BABINSA

Melaksanakan pengawalan dan pendampingan pelaksanaan GP-PTT, POL, RJIT, PAT dan demfarm

Membantu pelaksanakan pengawalan dan pendampingan pelaksanaan GP-PTT, POL, RJIT, PAT dan demfarm

Menggerakkan dan memotivasi petani untuk melaksanakan: (a) tanam serentak; (b) perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi; (c) gerakan pengendalian OPT dan panen

Meningkatkan kemampuan kelembagaan petani (poktan, gapoktan, P3A dan GP3A) dan kelembagaan ekonomi petani

-   Membantu penyuluh dalam memfasilitasi introduksi teknologi peningkatan produkai padi, jagung dan kedelai yang dihasilkan oleh perguruan tinggi melalui demfarm

-   Mengembangkan model pemberdayaan petani

Melaksanakan dukungan dalam keadaan tertentu untuk: (a) penyaluran benih, pupuk dan alsintan; (b) infrastruktur jaringan irigasi

Mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan pelaku usaha

Membantu penyuluh dalam mengembangkan jajaring dan kemitraan dengan pelaku usaha

Melaksanakan pengawasan terhadap pemberkasan administrasi dan penyaluran bantuan kepada penerima manfaat

 

Melaksanakan identifikasi, pendataan dan pelaporan pelaksanaan teknis kegiatan

Membantu penyuluh dalam melakukan identifikasi, pendataan dan pelaporan teknis kegiatan

Melakukan pengawasan terhadap kegiatan identifikasi, pendataan dan pelaporan teknis

Sumber: UPSUS PAJALE Bojonegoro, 2015

 

Kegiatan Pendukung dalam Upsus PAJALE antara lain : (1) Pengembangan/rehabilitasi  jaringan irigasi, (2) Optimasi Lahan, (3) Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), (4) Perluasan Areal Tanam Kedelai  (PAT-PIP Kedelai), (5) Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung), (6) Penyediaan Bantuan Benih, (6) Penyediaan Bantuan Pupuk, (7) Penyediaan Bantuan Alat dan Mesin Pertanian, (8) Pengendalian OPT dan Dampak Perubahan Iklim, (9) Asuransi Pertanian, (10) Pengawalan/ Pendampingan serta (11)Pengujian Teknologi yang bersifat partisipatif.

 Indikator kinerja UPSUS antara lain; Meningkatnya Indeks Pertanaman (IP) minimal sebesar 0,5 dan meningkatnya produktivitas padi minimal sebesar 0,3 Ton GKP/Ha; tercapainya produksi kedelai minimal sebesar 1,57 Ton/Ha pada areal tanam baru dan meningkatnya produktivitas kedelai sebesar 0,2 ton/Ha pada areal existing; tercapainya produksi jagung minimal sebesar 5 Ton/Ha pada areal tanam baru dan meningkatnya produktivitas jagung sebesar 1 ton/Ha pada areal existing (Bidang Koordinasi Penyuluh, 2015).

2.2.       Pengujian Teknologi

          Pengujian Teknologi adalah Teknologi budidaya tanaman padi, jagung dan atau kedelai maupun teknologi pendukungnya yang memiliki keunggulan tertentu dan belum pernah dilaksanakan di kawasan/ lokasi UPSUS PAJALE. Teknologi pendukung antara lain  : pembuatan pupuk organik, pengendali hama penyakit, pestisida herbal, pupuk hayati, sistem tanam dll.

2.2.1.   Prinsip Penerapan

Prinsip Terapan : Teknologi yang diterapkan telah teruji lebih baik dari teknologi sebelumnya (tingkat keuntungan/ kemudahan/ adaptasi).

2.2.2.   Pemberdayaan Petani

Pemberdayaan petani adalah segala upaya untuk mengubah pola pikir petani dalam peningkatan usahatani, penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani guna meningkatkan kesejahteraannya.

2.2.3.   Petani

Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian.

2.2.4.   Kelompok Tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usahatani anggota.

2.2.5.   Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan adalah teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani anggota poktan/gapoktan beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi.

2.2.6.   Pengawalan dan pendampingan mahasiswa

     Pengawalan dan pendampingan mahasiswa adalah serangkaian kegiatan fasilitasi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran petani melalui penerapan berbagai metode penyuluhan, diantaranya, penerapan pengujian teknologi,  kursus tani desa, rembug tani desa, FFD, dll.

  

BAB III

KEGIATAN

A.     Peningkatan Optimasi Lahan (POL)

1.  Tujuan : Meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas lahan sawah melalui penyediaan sarana produksi (pupuk) dan bantuan pengolahan tanah.

2.  Deskripsi Kegiatan : Membantu penyuluh/THL-TBPP memastikan seluruh pola bantuan sosial melalui transfer uang ke rekening sampai ke setiap kelompok tani yang mendapatkan program peningkatan optimasi lahan.

B.     Rehabilitas Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)

1.    Tujuan : Menjamin ketersediaan pasokan air yang diperlukan tanaman.

2.    Deskripsi Kegiatan : Mendampingi Penyuluh untuk menjalankan pendampingan dalam progam rehabilitasi jaringan irigasi tersier di Desa Jetis.  

C.    Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)

1.    Tujuan : Meningkatkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian untuk mempercepat pengolahan tanah, penanaman dan penyediaan air irigasi.

2.    Deskripsi Kegiatan : Mendampingi penyuluh dalam memantau pendistribusian alsintan kepada kelompok tani di Desa Jetis.

D.    Uji Teknologi Pada Komoditas Jagung dan Kedelai

1.    Tujuan : Meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman bagi komoditas jagung dan kedelai melalui transfer teknologi kepada petani.

2.    Deskripsi Kegiatan : Melaksanakan kegiatan penelitian dalam skala plot dengan teknologi yang bersifat partisipatif yaitu disesuaikan pada kondisi spesifik lokasi. 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Progam pendampingan mahasiswa di Kecamatan Blora dibagi secara merata dengan setiap mahasiswa mendampingi satu sampai dua penyuluh. Pada pelaporan ini mahasiswa mendapat bagian mendampingi satu penyuluh dengan 4 desa binaan. Desa binaan yang didampingi diantaranya Desa Jetis, Kauman, Sonorejo dan Desa Tambah rejo. Sonorejo. Berikut daftar kelompok tani pada setiap desa binaan dalam tabel 2.

Tabel 2. Daftar Kelompok Tani Desa Binaan Penyuluh

No

Nama Kelompok

Ketua

Alamat

Tahun Berdiri

Anggota

1

Sumber Urip

Sumosaji

Jetis

2001

68

2

Sumber Rejeki

Istat

Jetis

2003

72

3

Tani Jaya

Suparmin

Kauman

2008

36

4

Sido Makmur

Ngusman

Kauman

2008

35

5

Bumi Makmur

Eko Budi A.

Kauman

2007

25

6

Sido luhur

Suparno

Sonorejo

2009

40

7

Sido Mulyo

Suyitno

Sonorejo

2006

40

8

Sido Dadi I

Sadiman

Sonorejo

2006

67

9

Sido Dadi II

Fadholin

Sonorejo

2008

43

10

Tani Makmur

Subali

Sonorejo

2007

63

11

Waluyo Sari

Wahyu H.

Sonorejo

2006

38

12

Sido Maju

Purnomo

Sonorejo

2009

102

13

Sumber Rejeki

Sumar

Tambahrejo

2008

65

14

Sumber Makmur

Wardan

Tambahrejo

1987

57

15

Barokah

Khoirul Arifin

Tambahrejo

2009

56

Sumber Data : Database Kelompok Tani 2014

Tidak semua kelompok tani yang tersebut di atas mendapat progam Upsus PAJALE, namun kami juga ikut mendampingi berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh penyuluh diluar progam Upsus PAJALE.

Kelompok tani yang mendapat kegiatan dalam progam Upsus PAJALE diantaranya adalah Sumber rejeki Jetis, Sido Mulyo Sonorejo, Tani Makmur Sonorejo, Sumber Urip Jetis dan Waluyo Sari Sonorejo. Hasil pendampingan pada setiap kegiatan dalam akan kami paparkan dalam point-point berikutnya.

A.  Peningkatan Optimasi Lahan (POL)

Optimasi Lahan merupakan kegiatan perbaikan dan peningkatan kesuburan lahan yang mempunyai potensi untuk dapat meningkatkan produksi/produktifitas hasil. Kegiatan Optimasi Lahan diarahkan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas persatuan luas lahan, sehingga dipilih pada daerah irigasi yang kondisi jaringan irigasinya baik.

Sasaran dari kegiatan ini diarahkan pada Lahan sawah dilahan basah/kering seluas 500.000 Ha dan Lahan sawah yang dapat meningkatkan Indek Pertanaman (IP) minimal 0,5 dan atau produktifitas meningkat minimal 0,3 ton/ha. Pelaksanaan kegiatan Optimasi Lahan dilakukan dengan pola bantuan sosial melalui transfer uang ke rekening Kelompok Tani.

Biaya dan unit cost pelaksanaan kegiatan Optimasi Lahan dibiayai dari Dana Tugas Pembantuan (TP) tahun 2015 sebesar Rp. 1.200.000,-/Ha. Dana yang diperoleh kedua kelompok tani di atas berasal dari 2 sumber dana yang berbeda yakni APBN TA. 2015 dan APBN P TA. 2015.

Kelompok Tani Sido Mulyo mendapat dana POL sebesar Rp. 48.000.000,- untuk luasan 40 Ha, sedangkan Kelompok Tani Tani Makmur mendapat dana sebesar Rp. 24.000.000,-. POL di Kecamatan Blora masih dalam tahap penyusunan dokumen dan pencairan dana. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada musim tanam pertama. Kegiatan POL secara ringkas dapat dilihat pada tabel 3 dan dokumentasi kegiatan POL dapat di halaman lampiran.

Tabel 3.  Deskripsi Kegiatan POL di Kecamatan Blora

No

Kelompok Tani

Luas Tanam

Bantuan

Permasalahan

1

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Sido Mulyo    Ds. Sonorejo

 

 

 

 

 

 

 

Tani Makmur

Ds. Sonorejo

40 Ha

 

 

 

 

 

 

 

 

20 Ha

Pupuk Urea, NPK, POC dan pembiayaan olah tanah

Kegiatan POL di Kecamatan Blora masih pada tahap penyusunan dokumen dan pencairan dana

 

Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Blora 2015

  B.  Rehabilitas Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)

Pengembangan jaringan irigasi merupakan kegiatan pembangunan baru, peningkatan, dan/atau perbaikan/penyempurnaan jaringan irigasi guna mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula sehingga menambah luas areal tanam dan/atau meningkatkan intensitas pertanaman (IP).  

Kegiatan pengembangan jaringan irigasi diarahkan pada pembangungan jaringan irigasi tersier baru dan/atau jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan yang terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder dalam kondisi baik). Di Kecamatan Blora salah satu kelompok yang memperoleh kegiatan ini adalah Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Jetis. Pengembangan jaringan irigasi pada kelompok ini fokus pada rehabilitasi karena adanya kerusakan pada jaringan tersier.

Kegiatan pengembangan jaringan irigasi Tahun Anggaran 2015 dialokasikan melalui Tugas Pembantuan pada mata anggaran belanja bantuan sosial dengan transfer uang. Pembiayaan kegiatan ini mengacu pada Pedoman Umum Bansos Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Adapun besarnya bantuan untuk wilayah Jawa dan Bali sebesar Rp. 1.000.000,-/ha.

Kelompok tani Sumber Rejeki Ds. Jetis dengan luasan lahan yang diairi 65 Ha mendapatkan bantuan sosial sebesar Rp. 65.000.000,- yang digunakan untuk rehabilitasi jaringan irigasi tersier yang ada. Progam rehabilitasi ini sudah berjalan sejak 2 bulan yang lalu dan sudah dilakukan pengerjaan sepanjang ± 150m. Antusias warga terhadap kegiatan ini cukup tinggi dilihat dari kesungguhan dan gotong royong warga selama pengerjaan. Selain diadakanya rehabilitasi jaringan irigasi dari pihak penyuluh juga mendampingi para kelompok tani untuk memperbaiki sistem penggunaan jaringan irigasi yang tersedia sehingga dapat memberikan manfaat secara maksimal. Berikut pada tabel 4 penjelasan singkat dari kegiatan RJIT.

Tabel 4. Deskripsi Kegiatan Rehabilitas Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)

No

Kelompok Tani

Panjang

Luas lahan

Bantuan

Permasalahan

1

Sumber Rejeki

500 m

65 ha

rehabilitasi Jaringan yang rusak

Rendahnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap jaringan irigasi yang sudah tersedia, penggunaan irigasi yang belum intensif dan pembagian waktu penggunaan yang belum efektif.

 

Sumber Data : Dinas Pertanian Blora

 C. Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)

Kementrian Pertanian dalam rangka mendukung Swasembada Berkelanjutan Padi, Jagung dan Kedelai menetapkan upaya khusus melalui kegiatan penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan). Penerapan alsintan dalam kegiatan usaha tani dapat memberikan mutu hasil yang lebih baik dan dilakukan dengan lebih efisien dan efektif. Selain itu melalui pemanfaatan alsintan akan mendukung upaya pemecahan masalah kelangkaan tenaga kerja di sektor pertanian yang banyak terjadi di daerah.

Kondisi sosial ekonomi pada masyarakat pedesaan serta mahalnya alsintan, maka pemerintah kembali mengadakan program bantuan untuk alat dan mesin berupa traktor roda 2 dan pompa air melalui sumber dana APBN TA 2015 serta combine harvester kecil melalui sumber dana APBN Perubahan TA. 2015. Deskripsi Kegiatan penyediaan alsintan di Kecamatan Blora dapat dilihat pada tabel berikut. 

   Tabel 5. Deskripsi Kegiatan Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian

No

Kelompok Tani

Alat dan Mesin Pertanian

Jumlah

Permasalahan

1

Sumber Urip Ds. Jetis

Combine Harvester Kecil

1 Unit

Pendistribusian alsintan yang agak terlambat dikarenakan adanya perubahan kebijakan secara mendadak.

2

Waluyo Sari

Ds. Sonorejo

Traktor Roda 2

1 Unit

   Sumber Data : Dinas Pertanian Blora     

Pembiayaan kegiatan penyediaan dan pendistribusian alsintan bersumber dari DIPA Satuan Kerja Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian TA. 2015 dalam bentuk belanja barang alsintan untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

Penyaluran alsintan di Kecamatan Blora mencapai 40%  karena masih banyak kelompok tani yang masih dalam proses pembuatan kepemilikan badan hukum guna mengambil bantuan alsintan tersebut. Perubahan kebijakan yang mengharuskan setiap kelompok tani penerima bantuan sosial untuk mempunyai badan hukum sedikit menghambat penyaluran alsintan dan mengakibatkan penumpukan alsintan di kantor dinas dalam jangka waktu yang lama.

Adanya perubahan ini seharusnya sudah disosialisasikan kepada setiap kelompok jauh sebelum adanya penyaluran alsintan ke daerah. Namun karena semangat para kelompok tani untuk memperbaiki kualitas dari hasil pertanianya, banyak dari kelompok-kelompok tersebut segera merealisasikan kepemilikan badan hukum dibantu dengan penyuluh setiap daerah.

Bantuan ini diharapkan dapat memberi keuntungan yang signifikan dari pemanfaatan alsintan sehingga ke depan dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan usahanya maupun untuk membeli alsintan yang baru.

D. Uji Teknologi Pada Komoditas Jagung dan Kedelai

Pengujian Teknologi ini merupakan teknologi hasil temuan perguruan tinggi baik yang sudah dilepas namun beum diterapkan di kawasan pelaksanaan Upsus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai atau teknologi baru yang dihasilkan perguruan tinggi dan sedang dalam tahap uji lapang/ multi lokasi.

Kecamatan Blora mendapatkan dua uji teknologi yaitu untuk komoditas jagung dan kedelai yang dikemas dalam petak demonstrasi berukuran 2500 m2 yang dilaksanakan pada lahan milik bersama petani. Pengujian teknologi di lahan milik merupakan sarana pemberdayaan bagi petani juga upaya fasilitasi pembelajaran bagi kelompok tani melalui penerapan teknologi yang sudah teruji.

 

Uji teknologi pada jagung dan kedelai berpedoman pada Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan fasilitasi berupa saprodi, paket teknologi dan pertemuan kelompok pada areal progam pengujian sebagai instrumen stimulan disertai dengan dukungan berupa pembinaan, pengawalan dan pemantauan oleh mahasiswa dan pihak-pihak terkait.

Lahan uji teknologi kedelai berlokasi di Desa Tambaksari, Kecamatan Blora. Benih yang digunakan adalah varietas anjasmoro, tetapi karena anjasmoro memiliki daya tumbuh rendah maka penyulaman kami mengganti dengan varietas grobogan yang lebih unggul. Teknologi pertanian yang diterapkan yaitu pemberian Rhizobium, Mikoriza dan pemberian pupuk secara berimbang. Selain itu, penanaman benih dilakukan dengan sistem tugal sehingga jarak tanam 20 x 30 cm. Perawatan tanaman kedelai juga dilakukan dengan baik (Good Agriculture Practices), baik untuk pengairan, pemupukan, penyiangan, maupun pengendalian OPT.

Kegiatan panen dalam paket teknologi diperingati dengan Farmer Field Day (FFD). Kegiatan ini untuk mengintroduksi hasil penerapan teknologi pertanian kepada para petani. Hasil pengubinan kedelai dengan metode random berukuran 2,5 x 2,5m diperoleh produktivitas/ha sebesar 2,12ton/ha dengan jumlah rumpun 76 dan berat basah kedelai 3,59 kg.

Sedangkan untuk uji teknologi pada tanaman jagung berlokasi di Desa Purwosari, Kecamatan Blora. Uji teknologi ini kami membandingkan jagung varietas P27 dan Twin untuk mengetahui jenis mana yang lebih sesuai ditanam pada lahan di Desa Purwosari dan menghasilkan poduksi tinggi. Teknologi yang diterapkan diantaranya adalah pengaturan jarak tanam 70x40cm dengan sistem tugal, penggunaan benih unggul, mikhoriza dan pemberian pupuk berimbang. Perkembangan demfarm jagung ini menunjukkan bahwa jagung varietas P27 lebih unggul dan sesuai untuk ditanam di Desa Purwosari karena daya tumbuhnya yang tinggi dibanding varietas Twin.

Kegiatan penunjang dalam uji teknologi ini yaitu Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Tepadu (SLPHT) yang dilaksanakan 3 kali selama satu musim tanam. SLPHT dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi petani untuk dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil produksi.

  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan

1.  Semua bantuan dari kegiatan-kegiatan pendukung Upsus PAJALE sudah terdistribusi dengan baik ke kelompok tani hanya sedikit terhambat dengan adanya peraturan baru yang mengharuskan setiap kelompok memiliki badan hukum, khususnya untuk pendistribusian alat dan mesin pertanian.

2.  Hasil Pengubinan dengan metode random diperoleh produktivitas/Ha 2,12 ton/Ha dalam ukuran biji kering.

3.  Varietas P27 lebih cocok digunakan untuk Desa Purwosari, Kecamatan Blora karena pertumbuhannya yang baik dibanding varietas Twin.

B.     Saran

1.   Perlu adanya monitoring dan evaluasi secara berkala pada setiap wilayah binaan.

2.  Perlu pendampingan yang intensif dan berkelanjutan agar tercipta perubahan pola pikir dan sikap petani yang lebih terbuka dan melek teknologi.

3.  Perlu adanya pematangan konsep untuk uji teknologi agar setiap mahasiswa pendamping dapat memahami dan menerapkannya dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

 

Bidang Koordinasi Penyuluh. 2015. Temu Tugas THL TBPP DIY, Mendukung Kesiapan Upsus PAJALE DIY 2015. http://www.bkpp.jogjaprov.go.id/content/read/512/TEMU-TUGAS-THL-TBPP-DIY,-MENDUKUNG-KESIAPAN-UPSUS-PAJALE-DIY-2015 diunduh pada 15 Oktober 2015

BPPSDMP. 2015. Modul Pendampingan Mahasiswa dalam Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai. BPPSDMP, Kementerian Pertanian.

Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian. 2015. Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Alat dan Mesin Pertani TA. 2015. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Perluasan Dan Pengelolaan Lahan ,Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian. 2015. Pedoman Teknis Pengembangan Optimasi Lahan. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Perluasan Dan Pengelolaan Lahan ,Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian TA. 2015. 2015. Pedoman Teknis Pengembangan Jaringan Irigasi. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Digdo, Kridanto Priyo. 2015. Upsus Pajale. http://www.agronomers.com/2015/05/upsus-pajale.html diunduh pada 15 Oktober 2015

Permentan No. 14 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengawalan dan Pendampingan Terpadu Penyuluh, Mahasiswa, dan  Bintara Pembina Desa dalam Rangka Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai.

Upsus PAJALE Bojonegoro. 2015. Histori Upsus PAJALE http://upsuspajalebojonegoro.blogspot.co.id/p/blog-page.html diunduh pada 15 Oktober 2015

 

 

 


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "LAPORAN PENGAWALAN MAHASISWA DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PADI,JAGUNG DAN KEDELAI"